Matapena.news, Bolsel – Berdasarkan hasil survey Tim Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang dilakukan Desember tahun 2022, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dinyatakan sebagai daerah bebas Frambusia. Hasil survey Frambusia ini diserahkan dalam bentuk sertifikat pada peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTBs) Sedunia oleh Menkes Budi Gunawan Sadikin, di Krakatau Grand Ballroom TMII, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Sertifikat daerah zero Frambusia ini diterima Bupati Iskandar Kamaru yang hadir bersama 103 Bupati/walikota yang dirangkaikan dengan pemberian sertifikat Eliminasi Filariasis kepada 5 kepala daerah.
Dikatakan Bupati Bolsel, sebelum penyerahan sertifikat sebagai daerah bebas Frambusia, tim kemenkes melalukan uji sampel kepada anak-anak Sekolah dasar (SD/MI) se-Bolsel. Dari hasil survey ditemukan 163 suspek dengan hasil zero atau negative Frambusia. Selain itu, pemberian sertifikat ini berdasarkan assesment laporan kasus frambusia sejak tahun 2018 sampai saat ini Bolsel nihil Frambusia.
“Alhamdulillah, Kabupaten Bolsel menerima Sertifikat dari Kemenkes Republik Indonesia sebagai salah satu daerah bebas Frambusia. Hal ini harus kita pertahankan, tentunya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar kita semua terhindar dari berbagai bakteri dan penyakit,” imbau Bupati.
Diketahui, Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidium pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di Negara-Negara tropis yang memiliki sanitasi buruk. Frambusia dikenal juga sebagai frambesia tropica atau Patek. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Awal penyakit ini hanya meyerang kulit, namun seiring berjalannya waktu penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi. (Advetorial)