Percepat Penanganan, TPPS Pemkab Bolsel Gelar Rembuk Stunting

Matapena.news, Bolsel – Upaya pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dalam percepatan penurunan stunting di Daerah, terus dilakukan. Terbukti, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar rembuk stunting tingkat kabupaten di Hotel Quality, Manado, Jumat (10/3/2023).

Kegiatan yang dimotori Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPP-PA) ini, dibuka langsung Bupati Iskandar Kamaru yang turut didampingi Ketua TP PKK Bolsel, Ny Selpian Kamaru Manoppo.

Bacaan Lainnya

Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Bolsel ini juga dihadiri Sekretaris daerah (Sekda) Maezanzius Arvan Ohy selaku wakil ketua TPPS Bolsel, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Kepala Bappelitbangda, dan seluruh peserta kegiatan.

Bupati pada kesempatan tersebut mengatakan, agenda ini sebagai rembuk aksi konvergensi pencegahan stunting secara nasional, khususnya di Kabupaten Bolsel. “Percepatan penurunan stunting di Bolsel masih menjadi fokus pemerintah daerah. Oleh sebab itu, TPPS dan kita semua selaku pemangku kepentingan, harus bersatu menuntaskannya,” tegas Bupati.

Lebih lanjut Top Eksekutif Bolsel ini mengatakan, rembuk stunting tingkat kabupaten ini merupakan wujud komitmen daerah, dalam mencegah dan menurunkan angka stunting. Oleh sebab itu, Bupati berharap agar para camat dan sangadi dapat mengkoordinir dan memastikan semua kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan amanat Permendes Nomor 8 Tahun 2022, terkait prioritas penggunaan dana desa Tahun 2023.

“Karena salah satu didalamnya jelas tertuang prioritas penggunaan dana desa  untuk program prioritas nasional, yakni pencegahan dan penurunan stunting desa, lewat 12 tindakan promotif dan preventif. Olehnya, mari kita bersinergi dalam menuntaskan stunting di Bolsel,” tambah Bupati.

Senada dikatakan Wakil Ketua TPPS Bolsel Marzanzius Arvan Ohy. Menurutnya, rembuk tersebut merupakan bentuk keseriusan Pemkab melalui TPPS Bolsel dalam menangani persoalan stunting. Dijelaskannya, berdasarkan hasil evaluasi, bayi dan balita yang terdata dan masuk kategori stunting sebanyak 241 atau 4,4 persen selang tahun 2023. “Sedangkan tahun 2022 lalu, angka stunting di Bolsel berada di posisi 5,21 persen atau sebanyak 281 bayi dan balita. Sehingga, tahun ini mengalami penurunan kurang lebih 1,17 persen angka stunting,” sebut Arvan.

Ia menambahkan, TPPS dalam penanggulangan stunting juga dibantu oleh tim Berkah Tuntaskan Stunting (BTS), yang baru saja dibentuk. “Mereka diberi tugas serta tanggungjawab masing-masing untuk penanggulangan stunting,” terang Ohy.

“Tahun 2023 ini ditetapkan 42 desa sebagai lokus percepatan penanggulangan stunting. 42 desa ini tersebar di 7 kecamatan dan ini yang akan menjadi fokus perhatian semua stakholder yang ada,” kata Arvan sapaan akrabnya.

Diketahui, bentuk keseriusan Pemkab Bolsel dalam penurunan dan penanggulangan stunting, juga dituangkan dalam perjanjian/komitmen bersama antara TPPS Pemkab Bolsel dan desa. Rembuk stunting itu juga dilakukan pemaparan materi dari Kepala Dinas Kesehatan dr Sadly Mokodongan, Kepala Bappelitbangda Bolsel dan arahan dari Ketua TP PKK Bolsel, Ny Selpian Kamaru Manoppo. (Advetorial)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *