MATAPENA.NET – Relawan pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Pemuda Agus-Sylvi batal mendeklarasikan dukungan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko untuk maju sebagai Ketua Umum Demokrat dan Calon Presiden dari Demokrat, Jumat (5/22021).
Wakil Ketua Relawan Pemuda Agus Sylvi, Fikri beralasan karena kegiatan yang mulanya digelar usai salat Jumat, banyak mendapat intervensi. Namun demikian, ia tidak menyebut siapa yang melakukan hal itu. “Ada yang telepon, banyak, ada yang datang. Datang ke tempat saya nongkrong. Mereka minta enggak usahlah deklarasi, relawan Agus Sylvi kan bagian dari partai Demokrat, ini kan segala macam. Terus ada juga yang bilang gak usah deklarasi, pak Moeldoko juga lagi serius menangani Covid,” katanya.
Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan konsolidasi untuk melakukan deklarasi ke depan. Ia mengklaim deklarasi ke depan tidak hanya dilakukan oleh Relawan Pemuda Agus Sylvi.
Fikri dalam kesempatan itu menyampaikan alasan para relawan itu mendukung Moeldoko. Moeldoko, menurut mereka, mempunyai rekam jejak yang bagus dan dinilai siap sebagai pemimpin. “Dia punya hubungan yang baik dengan Pak SBY. Kita melihat bahwa Pak Moeldoko ini sudah sangat siap, dan Demokrat akan maju serta Indonesia akan lebih maju lagi ketika 2024 ini akan dipimpin Pak Moeldoko. Dia profesional, tegas, kita melihat hal itu di dalam diri Pak Moeldoko,” kata dia.
Nama Moeldoko santer dikaitkan dengan Demokrat. Ini terjadi setelah Ketua Umum partai berlambang bintang mercy itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara ke publik soal dugaan kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat.
Sebanyak lima pihak yang berstatus kader, eks kader, hingga pejabat pemerintah disebut berniat mengambil paksa Demokrat. Tak lama usai AHY buka suara, beberapa politikus Demokrat menyebut salah satu nama yang ingin melakukan kudeta itu yakni Moeldoko.
Moeldoko sendiri telah membantah tuduhan itu. “Kayaknya ini dagelan aja. lucu-lucuan, [bahwa] Moeldoko mau kudeta. Kudeta apaan yang mau dikudeta?” cetusnya, dalam konferensi pers di kediamannya, di Jakarta, Rabu (3/2/2021) lalu. (*)